![]() Coaching, mungkin kita sudah sangat sering mendengar kata tersebut. Sebagai leader, konon kita dituntut untuk melakukan coaching bagi tim kita. Pernah saya mendengar kalimat seperti ini, “coaching itu harusnya dilaksanakan oleh supervisor, kalau sudah sampai manager, sudah parah masalahnya.” Dalam berbagai diskusi-diskusi ringan seringkali juga muncul kesimpulan bahwa coaching diperuntukan hanya untuk "anak-anak bandel" yang butuh sentuhan "guru BP". Karena kesan coaching sebagai ritual bagi karyawan-karyawan bermasalah itulah muncul malu, atau bahkan rasa takut saat seseorang di-coach oleh atasannya. Saya pernah melihat hal seperti ini saat saya terlibat dalam proses pengembangan kompetensi agen sebuah contact center. Beberapa kalimat yang sering saya dengar saat itu seperti, "duh, gue salah nih.. jadi deh kena coaching", atau kalimay lain seperti, "itu, dipanggil aja.. biar di-coaching sama ibu (sebut aja mawar 😃😃)", atau "susah mas, udah di-coaching, ditegur, masih aja gitu". Coaching juga sering didefinisikan dengan mengarahkan, mengajarkan, memberitahu, dan sebagainya. Tapi, benarkah demikian?
0 Comments
|
Archives
July 2025
Categories |